Kamis, 10 September 2015

Claire




          Di suatu desa hiduplah seorang wanita tua, ia bernama Claire. Claire hidup sendirian. Suami dan anaknya telah lama meninggal dunia. Untuk dapat mencukupi kebutuhannya, ia bekerja paruh waktu di sebuah toko boneka, yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Cukup hanya berjalan kaki sekitar 10 menit, ia sudah bisa sampai ke tempat itu. Di toko boneka, ia bekerja sebagai pembuat boneka. Ia membuat berbagai jenis bentuk dan ukuran boneka sesuai pesanan pembeli. Di suatu malam, ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya, “tok, tok, tok”. Claire yang sedang berada di dapur, segera bergegas menuju pintu rumahnya.

          Lalu dibukalah pintu rumahnya, dan betapa terkejutnya ia kedatangan seorang anak kecil yang tubuhnya mengigil karena kedinginan sambil memeluk dua buah boneka di tangannya yang mungil. “Selamat malam nyonya, apakah saya boleh menginap semalam saja di rumah ini?” tanya anak itu dengan suara parau. Rupanya hujan lebat hari itu telah membasahi tubuh mungil anak kecil itu. “Ya, tentu. Masuklah” jawab Claire dengan senyum yang tulus. Lalu anak kecil itu dipersilahkan masuk oleh sang nenek. “Tunggu sebentar, saya akan mengambilkan pakaian untukmu”. Lalu Claire mengambil pakaian dilemari anaknya. Ia terdiam sejenak teringat akan anaknya yang telah tiada, tanpa sadar ia mencium baju anaknya sambil menangis.

          Ia segera bergegas menemui anak itu dan berkata “Gantilah pakaian mu nak”, setelah itu ia menyiapkan makan malam, sebelum anak itu menyantap makanan yang telah dihidangkan oleh Claire, ia lalu berkata “Nyonya, apakah aku tidak merepotkan mu?”. “Tidak apa-apa, aku tidak merasa direpotkan, makanlah, tentu kamu sudah sangat lapar”, kata Claire. 

          Setelah Claire selesai mencuci pakaian anak tersebut, ia kembali ke ruang makan untuk menemui anak itu, dalam hatinya ia penasaran ingin mengenal lebih jauh siapa sebenarnya anak tersebut, kemudian ia bertanya, “Siapa namamu, nak?” tanya Claire. “Namaku John Smith, Nyonya”, jawab John penuh ceria. “Baiklah, John. Kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan Nyonya. Namaku adalah Claire, kamu bisa memanggilku dengan sebutan Nenek Claire. Malam ini kamu bisa tidur di kamar itu”, jelas Claire sambil menunjuk kamar yang telah ia bersihkan sebelum ia kembali ke ruang makan. “Baik, Nenek Claire” seru John, lalu ia menceritakan kepada Claire mengapa ia bisa sampai ke tempat ini.

          Mereka saling berbagi cerita. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00, John sudah terlihat mengantuk. “Mari nak, ku tunjukkan kamar mu”. Claire mengatar John menuju ke kamar yang dulu merupakan kamar tidur James. Sesampainya di kamar, Claire membaringkan dan menyelimuti anak itu. Sebelum Claire meninggalkan anak itu, Claire diam-diam memperhatikan wajah anak itu. Jika James masih hidup, pasti usianya sama dengan usia John sekarang ini, ucapnya dalam hati. Rasa rindu itu kembali menyelimutinya lagi. Claire sudah tidak kuat menahan air mata yang tanpa disadarinya sudah membasahi pipinya, akhirnya Claire memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

          Kemudian Claire berdoa “Tuhan ijinkanlah hambaMu ini bertemu dengan anak dan suamiku, walaupun hanya lewat mimpi. Aku sangat merindukan mereka berdua”, lalu ia akhirnya tertidur. Pada tengah malam, terdengar suara gemuruh, yang diawali cahaya kilat yang sangat terang seolah-olah keluar dari kamar yang di tempati oleh John. Suara itu terdengar sampai ke telinga Claire, akan tetapi karena Claire terlalu lelah, ia memutuskan untuk kembali tetap tidur.

                   Keesokan paginya Claire mendatangi kamar James, ia bermaksud membangunkan John, tiba-tiba kamar tersebut telah kosong, tempat tidur yang dipakai oleh John semalam pun sudah terlihat rapih, dan juga pakaian anaknya sudah berada dalam keadaan bersih. Ia mencari John di sekitar rumahnya, tapi ia tidak dapat menemukan John. Ia pun kembali memeriksa kamar itu. Lalu ia menemukan sepucuk surat dan dua boneka yang dibawa oleh John berada di atas meja, kemudian Claire membaca surat tersebut. 

Nenekku yang baik, terima kasih atas bantuanmu. John sangat senang bisa bertemu dengan nenek. Sebagai ucapan terima kasih ku, hanya dua boneka ini yang dapat kuberikan pada nenek. Jaga kesehatan ya, nek. Semoga kita dapat bertemu kembali. John sayang nenek.

Salam hangat,

 John

          Claire tahu anak kecil itu anak yang baik. Sejak pertama kali mereka bertemu, ia merasakan sesuatu yang berbeda dari diri anak itu, anak itu berbeda dari anak kecil yang lain yang pernah ia temui. Ia merasakan kebahagiaan yang hadir kembali saat berada di dekat anak itu.

          Kini Claire merasakan hidup kesepian itu terulang kembali, disela-sela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk memperbaiki boneka yang diberikan oleh John kepadanya. Lalu ia menyimpan boneka tersebut di sebuah kotak dengan sangat rapih. Seminggu kemudian, suara gemuruh itu terdengar lagi. Karena penasaran Claire mencari sumber suara tersebut, ternyata suara gemuruh itu berasal dari tempat dimana kotak itu diletakkan. Betapa terkejutnya ia, melihat dua boneka tersebut hidup layaknya seperti manusia. Bahkan tubuh boneka itu tampak seperti mendiang suami dan anaknya.

          “Hah? Apakah aku sedang bermimpi? Bagaimana ini bisa terjadi? James! Steevs! Apakah ini benar-benar kalian?” tanyanya dengan penuh heran. "Benar ini adalah kami, Claire. Aku ini Steevs suamimu, dan ini James anak kita". "Tapi, bagaimana ini bisa terjadi? Ini tidak mungkin. Bagaimana kalian bisa di sini? Sedangkan kalian sudah menghadap Tuhan". "Claire, kamu ingat seminggu yang lalu ada anak kecil yang membawa dua boneka ke rumah ini dalam kondisi basah kuyup? Boneka yang dibawa anak itu adalah kami. Dan kamu yang telah membuat kami hidup kembali, kamu yang membetulkan kami. Apakah kamu masih ingat semua hal itu?". "Ya, aku ingat" jawabnya dengan yakin. "Lalu apa hubungannya kalian dengan anak itu? Ah, hal ini tidak masuk akal" tegasnya.

          "John adalah salah satu dari anggota pengabul mimpi. Ia hanya mengabulkan mimpi seseorang yang rumahnya ia kunjungi. Dan kamu adalah salah satunya orang yang beruntung itu, Claire. Ia datang untuk menyebarkan kebahagiaan" jawab Steevs. "Kami datang untuk mewujudkan kebahagiaan itu" kata James. Claire hanya membalas senyuman dan langsung memeluk mereka berdua sambil berkata "Ya, tentu. Kalianlah sumber kebahagiaan itu. Tetaplah tinggal bersamaku untuk selamanya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar