Di suatu desa
hiduplah seorang wanita tua, ia bernama Claire. Claire hidup sendirian. Suami
dan anaknya telah lama meninggal dunia. Untuk dapat mencukupi kebutuhannya, ia
bekerja paruh waktu di sebuah toko boneka, yang letaknya tidak jauh dari
rumahnya. Cukup hanya berjalan kaki sekitar 10 menit, ia sudah bisa sampai ke
tempat itu. Di toko boneka, ia bekerja sebagai pembuat boneka. Ia membuat
berbagai jenis bentuk dan ukuran boneka sesuai pesanan pembeli. Di suatu malam, ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya,
“tok, tok, tok”. Claire yang sedang berada di dapur, segera bergegas menuju
pintu rumahnya.
Lalu
dibukalah pintu rumahnya, dan betapa terkejutnya ia kedatangan seorang anak
kecil yang tubuhnya mengigil karena kedinginan sambil memeluk dua buah boneka
di tangannya yang mungil. “Selamat malam nyonya, apakah saya boleh menginap
semalam saja di rumah ini?” tanya anak itu dengan suara parau. Rupanya hujan
lebat hari itu telah membasahi tubuh mungil anak kecil itu. “Ya, tentu. Masuklah”
jawab Claire dengan senyum yang tulus. Lalu anak kecil itu dipersilahkan masuk
oleh sang nenek. “Tunggu sebentar, saya akan mengambilkan pakaian untukmu”.
Lalu Claire mengambil pakaian dilemari anaknya. Ia terdiam sejenak teringat
akan anaknya yang telah tiada, tanpa sadar ia mencium baju anaknya sambil
menangis.
Ia
segera bergegas menemui anak itu dan berkata “Gantilah pakaian mu nak”, setelah
itu ia menyiapkan makan malam, sebelum anak itu menyantap makanan yang telah
dihidangkan oleh Claire, ia lalu berkata “Nyonya, apakah aku tidak merepotkan mu?”.
“Tidak apa-apa, aku tidak merasa direpotkan, makanlah, tentu kamu sudah sangat
lapar”, kata Claire.
Setelah Claire selesai mencuci pakaian anak tersebut, ia kembali ke ruang makan
untuk menemui anak itu, dalam hatinya ia penasaran ingin mengenal lebih jauh
siapa sebenarnya anak tersebut, kemudian ia bertanya, “Siapa namamu, nak?” tanya
Claire. “Namaku John Smith, Nyonya”, jawab John penuh ceria. “Baiklah, John.
Kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan Nyonya. Namaku adalah Claire, kamu
bisa memanggilku dengan sebutan Nenek Claire. Malam ini kamu
bisa tidur di kamar itu”, jelas Claire sambil menunjuk kamar yang telah ia
bersihkan sebelum ia kembali ke ruang makan. “Baik, Nenek Claire” seru John,
lalu ia menceritakan kepada Claire mengapa ia bisa sampai ke tempat ini.
Mereka saling
berbagi cerita. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00, John sudah
terlihat mengantuk. “Mari nak, ku tunjukkan kamar mu”. Claire mengatar John
menuju ke kamar yang dulu merupakan kamar tidur James. Sesampainya di kamar,
Claire membaringkan dan menyelimuti anak itu. Sebelum Claire meninggalkan anak
itu, Claire diam-diam memperhatikan wajah anak itu. Jika James masih hidup,
pasti usianya sama dengan usia John sekarang ini, ucapnya dalam hati. Rasa rindu itu kembali menyelimutinya
lagi. Claire sudah tidak kuat menahan air mata yang tanpa disadarinya sudah membasahi
pipinya, akhirnya Claire memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Kemudian
Claire berdoa “Tuhan ijinkanlah hambaMu ini bertemu dengan anak dan suamiku, walaupun
hanya lewat mimpi. Aku sangat merindukan mereka berdua”, lalu ia akhirnya
tertidur. Pada tengah malam, terdengar suara gemuruh, yang diawali cahaya kilat yang sangat terang seolah-olah keluar dari kamar yang di
tempati oleh John. Suara itu terdengar sampai ke telinga Claire, akan tetapi
karena Claire terlalu lelah, ia memutuskan untuk kembali tetap tidur.
Keesokan paginya Claire mendatangi
kamar James, ia bermaksud membangunkan John, tiba-tiba kamar tersebut telah
kosong, tempat tidur yang dipakai oleh John semalam pun sudah terlihat rapih,
dan juga pakaian anaknya sudah berada dalam keadaan bersih. Ia mencari John di
sekitar rumahnya, tapi ia tidak dapat menemukan John. Ia pun kembali memeriksa
kamar itu. Lalu ia menemukan sepucuk surat dan dua boneka yang dibawa oleh John
berada di atas meja, kemudian Claire membaca surat tersebut.
Nenekku yang baik, terima kasih atas bantuanmu. John sangat
senang bisa bertemu dengan nenek. Sebagai ucapan terima kasih ku, hanya dua
boneka ini yang dapat kuberikan pada nenek. Jaga kesehatan ya, nek. Semoga kita
dapat bertemu kembali. John sayang nenek.
Salam hangat,
John
Claire tahu
anak kecil itu anak yang baik. Sejak pertama kali mereka bertemu, ia merasakan
sesuatu yang berbeda dari diri anak itu, anak itu berbeda dari anak kecil yang
lain yang pernah ia temui. Ia merasakan kebahagiaan
yang hadir kembali saat berada di dekat anak itu.
Kini
Claire merasakan hidup kesepian itu terulang kembali, disela-sela kesibukannya,
ia menyempatkan diri untuk memperbaiki boneka yang diberikan oleh John
kepadanya. Lalu ia menyimpan boneka tersebut di
sebuah kotak dengan sangat rapih. Seminggu kemudian, suara gemuruh itu
terdengar lagi. Karena penasaran Claire mencari sumber suara tersebut, ternyata
suara gemuruh itu berasal dari tempat dimana kotak itu diletakkan. Betapa
terkejutnya ia, melihat dua boneka tersebut hidup layaknya seperti manusia.
Bahkan tubuh boneka itu tampak seperti mendiang suami dan anaknya.
“Hah?
Apakah aku sedang bermimpi? Bagaimana ini bisa terjadi? James! Steevs! Apakah
ini benar-benar kalian?” tanyanya dengan penuh heran. "Benar ini adalah
kami, Claire. Aku ini Steevs suamimu, dan ini James anak kita".
"Tapi, bagaimana ini bisa terjadi? Ini tidak mungkin. Bagaimana kalian
bisa di sini? Sedangkan kalian sudah menghadap Tuhan". "Claire, kamu
ingat seminggu yang lalu ada anak kecil yang membawa dua boneka ke rumah ini
dalam kondisi basah kuyup? Boneka yang dibawa anak itu adalah kami. Dan kamu
yang telah membuat kami hidup kembali, kamu yang membetulkan kami. Apakah kamu
masih ingat semua hal itu?". "Ya, aku ingat" jawabnya dengan
yakin. "Lalu apa hubungannya kalian dengan anak itu? Ah, hal ini tidak
masuk akal" tegasnya.
"John adalah salah satu dari anggota pengabul mimpi. Ia hanya mengabulkan
mimpi seseorang yang rumahnya ia kunjungi. Dan kamu adalah salah satunya orang
yang beruntung itu, Claire. Ia datang untuk menyebarkan kebahagiaan" jawab
Steevs. "Kami datang untuk mewujudkan kebahagiaan itu" kata James.
Claire hanya membalas senyuman dan langsung memeluk mereka berdua sambil
berkata "Ya, tentu. Kalianlah sumber kebahagiaan itu. Tetaplah tinggal
bersamaku untuk selamanya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar