Kamis, 08 Oktober 2015

Aku dan Kamu Ditakdirkan untuk Bersatu

Di sebuah negeri terdapat sebuah istana bernama Nividia, hiduplah sepasang peri. Mereka ialah Sam dan Nairy. Mereka dulu adalah sepasang sahabat yang akhirnya saling jatuh cinta. Sam sangat mencintai Nairy, begitu pula sebaliknya dengan Nairy. Tidak jauh dari Istana Nividia, terdapat hutan terlarang. Hutan tersebut terkenal dengan kekuatan sihir yang sangat hebat. Mendengar berita tersebut sepasang kekasih ini pergi ke hutan terlarang itu, mereka penasaran dan ingin membuktikan seberapa hebat kekuatan sihir yang ada di dalam hutan terlarang itu.

Nairy   :           “Sam, besok kita main ke hutan yuk!”

Sam     :           “Untuk apa?”

Nairy   :           “Untuk apa ya? Mmm… main aja… Mau ya, Sam.”

Sam     :           “Kamu yakin?”

Nairy   :           “Yakin.”

Sam     :           “Oke, besok kita ketemuan di sini lagi ya”

Nairy   :           “Siap.”

Keesokan harinya mereka berdua memulai perjalanan mereka, cukup satu hari untuk dapat sampai ketempat itu. Kedatangan mereka di sambut dengan keberadaan sebuah pohon besar yang sudah terlihat sangat tua. Sejauh mata memandang tidak ada sesuatu apapun yang terlihat mengerikan, semuanya terlihat sangat jauh berbeda dari berita yang ada. Mereka sangat menikmati ketika berada di hutan terlarang itu.

Nairy   :           “Ternyata tempat ini tak seseram, yang dibilang ya, Sam”

Sam     :           “Iya”

Malam pun tiba mereka memutuskan untuk bermalam di hutan terlarang itu, lagi-lagi tak ada sesuatu yang aneh terjadi. Mereka pun tertidur pulas. Pagi datang, sinar cahaya matahari yang terang dan hangat membuat Nairy terbangun. Betapa terkejutnya ia melihat tubuh Sam yang tidak tersadarkan diri sudah terlilit di pohon besar. Nairy mencoba menolong Sam tapi semua usahanya sia-sia. Tiba-tiba terdengar suara keluar dari pohon besar itu,

Pohon  :           “Tak akan aku biarkan, kau mengambil Sam dariku”.

Nairy   :           “Lepaskan Sam, jangan sakiti dia”

Nairy kembali mecoba melepaskan lilitan sulur dari tubuh Sam.

Pohon  :           “Diam, semua usahamu itu sia-sia”.

Nairy   :           “Ayolah lepaskan Sam, ada apa sebenarnya ini?”

Pohon  :           “Kau jangan coba-coba merayuku, ya! Hahahaha… akhirnya saat yang aku tunggu-tunggu tiba. Sebentar lagi kita seri Raja… Akan kulakukan semua yang kau lakukan padaku kulakukan juga kepada anakmu ini, hahahaha… ”

Nairy   :           “Apa maksudmu?”

Pohon  :           “Sudahlah sebaiknya kamu kembali ketempat asalmu”

Apa yang dapatku perbuat, haruskah aku meninggalkan Sam sendirian untuk memanggil pertolongan? Bagaimana ini?, Tanya Nairy dalam hati.

Nairy pun memutuskan untuk meminta pertolongan, dengan berat hati ia harus meninggalkan Sam yang malang sendirian. Dengan berlinangan air mata Nairy menceritakan semuanya kepada Raja dan Ratu.

Nairy   :           “Raja, maafkan Nairy. Nairy tidak bermaksud ingin mecelakakan Sam.”

Raja     :           “Sudah cukup, aku tak perlu penjelasanmu itu.”

Raja pun murka, ia meminta penjaga untuk mengurung Nairy ke penjara bawah istana. Raja menganggap semua ini adalah kesalahan Nairy. Rasa benci Raja selama ini kepada Nairy terlampiaskan.

Nairy   :           “Raja, Ratu, maafkan Nairy.”

Sementara itu, Nairy masih tetap saja menanggis, ia merasa bersalah.

Nairy   :           “Tidak seharusnya aku mengajak Sam ke hutan terlarang itu.”

Ayah Nairy memohon kepada Raja untuk dapat melepaskan Nairy dari penjara. Akhirnya permintaan itu dikabulkan asal dengan satu syarat, bahwa Nairy tidak diizinkan lagi untuk menemui Sam. Ayah Nairy ingin segera menikahi Nairy dengan seorang peri laki-laki, yang masih merupakan anak dari temannya. Tapi Nairy menolaknya, ia masih teringat dengan Sam, bayang-bayang wajah Sam selalu terlintas di benak Nairy. Apakah kau masih mengingatku, Sam. Haruskah aku melakukan semua itu agar kau selamat? katanya dalam hati. Dengan berat hati, akhirnya Nairy bersedia untuk tunangan dulu dengan peri laki-laki pilihan ayahnya, sehari setelah hari pertunangannya Nairy melihat peri laki-laki yang mirip sekali dengan Sam.

Nairy menghampiri peri itu, dan benar itu adalah Sam yang sangat ia cintai. Nairy langsung memeluk Sam dengan erat.

Nairy   :           “Sam, maafkan aku, karena kesalahanku semuanya jadi begini”.

Tubuh Sam seketika menjadi kaku, ia merasakan sesuatu yang berbeda dari pelukan Nairy, Sam merasa ada sesuatu yang aneh diantara Sam dan Nairy, Sam merasakan kehangatan, bila ia berada dalam dekapan Nairy. Ada apa sebenarnya yang terjadi dengan diriku?, ucapnya dalam hati. Nairy merasakan sesuatu berubah dari Sam, Sam yang yang ia kenal dulu berbeda sekali dengan Sam yang sekarang. Dulu saat mereka pacaran Sam selalu membalas pelukan Nairy sambil berkata “Aku cinta kamu, Nairy”. Menyadari perbedaan itu Nairy segera melepaskan pelukannya dan pergi. Sahabat Nairy, Rachel memberi kabar, bahwa Sam sedang dalam pengaruh sihir pohon tua itu. Hanya satu cara, Nairy harus bisa mengambil ranting dari pohon tua itu, agar dapat menyadarkan Sam.

Nairy pun kembali ke hutan terlarang dan berjuang mendapatkan ranting dari pohon tua itu. Setelah Nairy mendapatkan ranting itu, Nairy segera memberi hasil dari rebusan ranting itu kepada Sam. Awalnya Sam menolak pemberian Nairy, lagi-lagi perasaan hangat itu tumbuh lagi dalam perasaan Sam, dan membuat Sam akhirnya menerima tawaran Nairy. Dan keajaiban itu pun terjadi, Sam kembali mengingat semua kenangan yang ia lalui bersama Nairy.

Sam     :           “Selamat datang kembali cinta, aku dan kamu ditakdirkan untuk bersatu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar